Oleh Admin
Terbit Rabu, 7 Desember 2022 Dibaca 63 kali
Cimahi, 7 Desember 2022 – Romauli Butar butar adalah seorang Penyandang Disabilitas Netra, yang menjadi ASN di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Saat ini, ia bekerja sebagai pekerja sosial di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD).
Bisa menjadi seperti sekarang, tidaklah mudah bagi seorang Uli, begitu ia biasa disapa. Terlebih saat kecil banyak orang sekelilingnya yang justru meragukan masa depannya. “Kamu mau jadi apa?”, kenang Uli menirukan kata-kata dari tetangganya.
Saat kecil dulu, Uli mengisahkan, ia sering mendengar teman-temannya menjawab berbagai macam profesi saat ditanya soal cita. Beberapa diantara temannya ada yang menjawab ingin jadi dokter, jadi guru, dan lain-lain. Tapi saat itu, Uli hanya bisa diam, tidak menjawab. Namun, meskipun mulutnya diam, ia bertekad dalam hati, suatu hari nanti ia harus bisa menjadi sesuatu. “Saya bertekad untuk bisa membanggakan orang tua saya yang mungkin punya harapan lebih besar daripada saya”, kata Uli.
Perjalanan wanita kelahiran 1989 ini menggapai cita-cita bermula saat ia bersekolah di SLB di luar Kota. Medan-Banda Aceh adalah jarak antara dia da orang tuanya saat ia bersekolah. Untuk bisa berjumpa, orang tua Uli harus menempuh waktu sekitar 12 jam. Saat itu usianya 17 tahun, dan ia harus berpisah dengan orang tuanya, berasrama di sekolah tempat ia belajar. Saat itu yang ada dalam pikirannya adalah bahwa ia harus punya sesuatu, bisa jadi sesuatu, dan bisa mengubah nasib sendiri.
Jawa Barat Ramah Disabilitas
Selulusnya dari SMA, Ibu yang kini sedang mengandung anak keduanya ini berpikir untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.setelah mendengar beberapa rekomendasi rekan-rekannya, Jawa Barat, khususnya Kota Bandung adalah kota yang paling direkomendasikan untuk ia bisa melanjutkan pendidikan.
“Meskipun untuk fasilitas umum belum banyak yang ramah disabilitas, tetapi masyarakatnya sangat ramah disabilitas”, ujarnya. Ia pun melanjutkan pendidikan ke Universitas Pasundan, jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Selesai kuliah S-1 selama 4 tahun, ia pun melanjutkan perjuangannya dengan berkuliah di bidang yang sama dan masih di Kota Bandung. Hingga pasca lulus kuliah S-2, ia tidak berpikir untuk pulang. “Saya ingin memberi ‘senyum’ saya untuk Jawa Barat yang telah menerima saya dan mengantarkan saya hingga bisa lulus kuliah”, tuturnya.
Menjadi Pekerja Sosial di PPSGHD adalah keputusan yang tepat baginya. Di sini, ia bisa memberi motivasi bagi klien-klien sahabat disabilitas yang ada di sana. Menurutnya, para sahabat disabilitas tidak hanya membutuhkan dukungan dari orang-orang tanpa keterbatasan, tetapi juga dari mereka yang sama-sama memiliki keterbatasan.
Ia meyakini bahwa setiap orang pasti memiliki keterbatasan, tapi dia punya semngat dalam dirinya. “Bila kita punya dua keterbatasan, milikilah segudang perjuangan, agar kita bisa mengisi kekurangan kita”, pesannya.
Ia bersyukur karena Jawa Barat tidak hanya menemani masa-masa belajarnya, tetapi juga masa-masa pengabdiannya kini. Di Dinas Sosial ia menjadi pegawai pertama yang merupakan seorang penyandang disabilitas netra.
Webinar “Senyum Disabilitas Jawa Barat untuk Indonesia”
Kisah ini ia sampaikan dalam Webinar yang diselenggarakan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat sebagai rangkaian dari Peringatan Haris Disabilitas Internasional (HDI) Tingkat Provinsi Jawa Barat. Webinar ini bertajuk “Senyum Disabilitas Jawa Barat untuk Indonesia”.
Webinar yang diselenggarakan pada Rabu, 7 Desember 2022 ini mengadirkan empat orang Narasumber. Selain Romauli Butar Butar yang memberikan testimoni dari sisi Penyandang Disabilitas, ada Djulaiha Sukmana (Pembina Yayasan Biruku Indonesia), Muhammad Luthfi Dharmawan (Wakil Ketua PERDOSRI Jawa Barat), dan Liena Mulyadi (Ketua Lumbung Indonesia). Kegiatan ini dibawakan dengan antusias oleh Kepala UPTD PPSGHD, Ester Miory Dewayani.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar, yang hadir membuka kegiatan berharap, melalui kegiatan ini semua unsur di Jawa Barat bisa menyamakan persepsi, gerak langkah, dan sikap dalam membangun kolaborasai untuk bisa memfasilitasi para sahabat disabilitas agar dapat hidup sesuai harapannya, sama seperti kawan yang lainnya. “Momentum ini diharapkan jadi sarana kita mengotimalkan untuk memberi ruang dan perhatian juga mendampingi para sahabat disabilitas yang memiliki potensi yang luar biasa”, pungkas Dodo. (Rachmi)
Humas Dinsos Jabar