Berdaya dalam Keterbatasan

Oleh Admin

Terbit Selasa, 30 Agustus 2022   Dibaca 92 kali



Elih Nurlaela (47 tahun) merupakan pasien penyintas tumor ganas pada bagian otot yang berasal dari Sukabumi. Beliau berjuang  melawan penyakitnya sejak tahun 2015 hingga saat ini. Elih merupakan pasien rawat jalan dan menerima pengobatan rutin dari RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Jarak rumah yang jauh dari tempat pengobatan, membuat Elih khawatir dengan biaya perjalanan pulang pergi Sukabumi - Bandung. Di tengah kekhawatirannya, ada harapan dari pihak rumah sakit yang menginformasikan bahwa Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap memfasilitasi tempat tinggal sementara selama beliau menjalani pengobatan di Bandung melalui Rumah Singgah Humanis (Rangganis). Begitulah perkenalan Elih dengan Rangganis yang menjadi rumah keduanya, sejak tahun 2019 hingga sekarang.

 

 

Kondisi tumor ganas yang diderita Elih, mengakibatkan keterbatasan anggota gerak tubuh dari bagian pinggul hingga area kaki dan mengharuskannya untuk memaksimalkan kedua tangannya. Dengan kondisi tersebut, beliau tertarik untuk menekuni kegiatan handycraft yang ada di Rangganis.

Kegiatan handycraft ini bertujuan untuk mengisi waktu luang klien yang ada di Rangganis dan merupakan bagian dari terapi terapeutik.  Selama mengikuti kegiatan ini, Elih bersama klien lainnya dibimbing oleh instruktur handycraft. Kegiatan handycraft di Rangganis diantaranya membuat kerajinan tangan berupa aksesoris, rajutan, dan ecoprint. Melalui kegiatan ini, klien didorong agar mampu membuat produk hasil buatan sendiri yang bernilai jual dan menjadi bekal ide usaha di daerahnya.

Jenis handycraft yang diminati oleh Elih yaitu kerajinan rajut. Kerajinan ini sangat tepat dengan kondisi dan potensi Ibu Elih memaksimalkan kedua tangannya. Saat ini, Ibu Elih telah menguasai beberapa teknik rajutan dan berhasil membuat berbagai produk kerajinan seperti dompet rajut, gantungan kunci rajut, pouch rajut, tas rajut dan syal rajut. Hasil kerajinan beliau kemudian dijual kepada para pembeli, baik berupa pesanan ataupun dititipkan ke pusat pameran kerajinan.

Melihat hasil kerajinan tangan Ibu Elih yang rapi, modelnya unik, warna yang menarik, serta mengikuti trend masa kini, tidak heran berkat ketekunannya, beliau mampu memperoleh penghasilan sepadan dari proses pembuatan kerajinan rajut yang rumit. Hasilnya, Elih mampu membantu perekonomian keluarga dengan produk buatannya yang laku terjual.

Selama berada di Rangganis, Elih juga kerap mengajak klien lainnya untuk ikut menekuni kerajinan rajut. Beliau tidak segan membagikan ilmu dan tips kepada klien lain. Beberapa klien ada yang mengikuti jejak beliau meskipun hasil kerajinan tangannya untuk pemakaian pribadi. Ini bukti bahwa Elih menjadi salah satu tokoh pemberdayaan karena mampu ­“Berdaya dalam Keterbatasan.

Keteladanan Ibu Elih dapat menjadi model bagi klien lain yang sedang berjuang dalam pengobatan dan menumbuhkan semangat merawat hidup bersama di Rangganis. Dengan demikian klien yang sedang berjuang melawan penyakitnya mempunyai semangat untuk terus hidup dan berkarya. Semoga apa yang sudah dilakukan Elih dapat menginspirasi orang lain diluar sana untuk tetap berdaya ditengah keterbatasan.

Rumah Singgah Humanis (Rangganis) telah memfasilitasi klien tidak hanya singgah menunggu proses pengobatan saja, namun juga mampu memaksimalkan waktu yang dimiliki untuk tetap berfungsi sosial dan berdaya sebagai bekal melanjutkan kehidupan.

Oleh: Supatmi S.ST., MPS.Sp
Pekerja Sosial Ahli Madya Unit Pelayanan Rangganis  (UPTD PPSGBK)